Contoh Laporan Iktiologi (Selaroides leptolepis)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat terutama di kawasan barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di tempat lain , terutama di kawasan timur, menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak teratur dan rumit. Ichtyologi asal mulanya adalah dari bahasa yunani yaitu “Ichtyologi” dimana ia mempunyai beberapa gabungan dua kalimat yaitu ichtyo yang artinya ikan dan logos mempunyai arti ilmu, jadi pengertian dari ichtyologi itu sendiri adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang semua aspek kehidupan yang berhubungan dengan ikan. Ichtyologi merupakan ilmu dasar khusus dalam bidang ikan (dunia perikanan). Ichtyologi merupakan bagian ilmu biologis tepatnya merupakan cabang dari zoologi yang dapat mempelajari tentang ikan dengan segala aspek kehidupannya. Suatu aspek kehidupan yang dimaksud mencakup aspek biologi (misalnya : aspek rangka penyusun, sistem pernapasan, organ pencernaan, dan sistem peredaran darah serta distribusi dari letak geografis pada spesies). Dengan demikian, ichtyologi juga suatu bagian dari pengkajian tentang aspek yang lebih luas, dimana biologi ikan tidak hanya mencakup aspek biologis tetapi juga aspek fisiologis dan ekologis yang diakibatkan adanya suatu interaksi dengan organisme lain ataupun dengan lingkungannya. Dengan adanya praktikum ichtyologi ini, sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, pendalaman tentang ikan, selain itu juga praktikum ichtyologi ini sangat mempengaruhi nilai pelajaran ichtyologi itu sendiri. Praktikum ichtyologi tersebut dilaksanakan untuk penerapan semua materi yang disamapaikan dalam perkuliahan. Pada praktikum kali ini yang akan dipraktikan adalah : 1 . Sifat morfologi (anatomi luar pada ikan) 2 . Pengamatan morfologi kuantitatif tubuh ikan 3 . Identifikasi ikan dan penggunaan kunci identifikasi ikan. Genus adalah suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari beberapa species yang bersamaan atau yang berhubungan dekat. Berbeda dengan kategori-kategori yang lebih tinggi, kepada genus diberikan pengakuan dengan nama ilmiah dari jasad anggotanya. Morfologi ikan adalah ilmu untuk mengenal bentuk luar ikan termasuk bagian seperti bentuk-bentuk tubuh, mulut, posisi sirip perut terhadap sirip dada, bentuk-bentuk sirip ekor, bentuk linea literalis (garis rusuk) dan ciri-ciri khusus seperti finlet, skut, kill, adipose fin (sirip lemak dan sebagainya). Adapun morfologi ikan meliputi organ-organ luar yang mudah terlihat seperti : 1. Mulut 2. Mata 3. Operculum (tutup insang) 4. Sirip punggung (dorsal fin) 5. sirip dada (pectoral fin) 6. Sirip perut (ventral fin) 7. Sirip anus (anal fin) 8. Sirip ekor (caudal fin) 9. Sisik dan garis rusuk (linea literalis). Selain mengenal morfologi bagian luar juga mengenal bagian dalam yang meliputi : 1. Otak 2. Insang 3. Jantung 4. Usus besar 5. Usus kecil 6. Hati 7. Lambung 8. Kantong empedu 9. Limpa 10. Ginjal 11. Ge lembung renang. Ciri meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor, serta jumlah lainnya yang berhubungan dengan bagian dari tubuh ikan. Ciri morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian dari tubuh ikan, misalnya panjang total, panjang baku dan sebagainya. Ukuran dari ikan tersebut merupakan salah satu hal yang dapat berguna dan sering digunakan sebagai ciri taksonomi yaitu ketika mengidentifikasi ikan. Yang dimaksud dengan ukuran yaitu jarak suatu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya pada ikan, umumnya dinyatakan dengan milimeter (mm) atau centimeter (cm). Tiap spesies ikan mempunyai ukuran mutlak yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan hidup. Karena adanya berbagai jenis ikan yang hidup dan pernah hidup di dunia ini, untuk memudahkan mengetahui dan mengenali ikan tersebut, terutama bagi ikan-ikan yang belum tahu atau baru dikenal, orang membuat kunci identifikasi sehingga dapat membantu orang lain yang ingin mengenali atau mempelajari ikan yang bersangkutan. Secara umum tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Bagian kepala dimulai dari bagian depan ujung mulut hingga tutup insang, bagian badan mulai dari ujung tutup insang sampai pangkal ujung sirip belakang. Sementara itu, bagian ekor dimulai dari pangkal sirip belakang sampai dengan ujung ekornya. Ikan tidak mempunyai leher, kepalanya bersambung langsung atau melekat pada badannya, hal ini menyebabkan bertambah kuat dan kokohnya badan ikan tersebut, dan sangat cocok sekali untuk menembus medium air yang pepat dan untuk bergerak kesana kemari di dalam air dimana ikan itu menjaga dan melangsungkan hidupnya untuk tinggal. Fakta menunjukkan terdapat banyak atau beragam ikan. Untuk memudahkan mempelajari, mengenali dan mengingat ikan yang banyak dan beragam itu dilakukan pengelompokkan-pengelompokkan yang selanjutnya disusun secara sistematis menurut jauh dekatnya hubungan kekerabatan atau banyak sedikitnya persamaan sifat-sifat atau ciri-ciri ikan. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengamati dan memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan yang selanjutnya digunakan untuk mencandera, mendiagnosa atau mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan bersangkutan. 2. Untuk mengamati dan memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan yang selanjutnya digunakan untuk mencandera, mendiagnosa atau mendeskripsikan ciri morfologi dari ikan bersangkutan, yang khususnya langsung ditampilkan dalam bentuk nilai kuantitatif (angka). 3. Untuk melakukan pengidentifikasian ikan menggunakan buku petunjuk identifikasi ikan. 4. Untuk membuat klasifikasi dari pengidentifikasian yang didapat sebelumnya. II. TINJAUAN PUSTAKA Ikan adalah makhluk hidup yang hidup di dalam air dan berdarah dingin, artinya panas suhu pada badannya mengikuti panasnya air dimana ikan itu berada. Ikan di dalam air bernapas terutama dengan mengisap hawa dari air dengan menggunakan insang yang terdapat pada bagian kiri dan kanan kepalanya. Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologi yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungannya (Fujaya, 2002). Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun pariwisata. Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi pada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air yang sunyi dan gelap dan tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi ikan, air adalah media komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur, tempat bermain, toilet, panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia, 2009). Secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup yaitu aganatha (ikan yang tidak berahang) dan gnathostomata (ikan yang memiliki rahang). Grup ikan tersebut dibagi kedalam tiga kelas, yakni kelas cephalospidomophi, kelas condrichthyes dan kelas osteichthyes (Manda, 2013). Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.(Wahyuningsih dan barus, 2006). Ikan mudah mengapung karena mempunyai gelembung renang atau pnematekis. Pada gelembung renang ada suatu alat pengukur atau pengatur udara yang disebut hidrostatik yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. Ikan mempunyai suatu alat indra khusus yaitu terdapat berderet-deret di sisi tubuh ikan dan disebut dengan gurat sisi atau linea lateralis. Ada jenis ikan yang mempunyai gurat sisi berbentuk satu garis, ada pula yang berupa garis terputus-putus. Bagian pokok kerangka ikan adalah tulang punggung yang dihubungkan dengan jaringan pengikat yang lentur. Pada bagian bawah tulang-tulang punggung ini terdapat rusuk yang arahnya ke bawah. Tiap jenis ikan memiliki ukuran yang berlainan. Bagian luar tulang punggung terdapat tulang yang berlainan pula. Pada tulang ikan terdapat kranium, kranium merupakan bagian belakang tulang kepala yang berhubungan dengan tulang belakang (Achjar, 2002). Organ yang sangat berperan dalam ekskresi dari sisa hasil metabolisme adalah ginjal yang berbentuk ramping dan memanjang, berwarna merah tua terletak di atas rongga perut (di luar peri tonium) dan di bawah punggung. Kegiatan penyingkiran dilakukan oleh ginjal posterior, sedangkan bagian anterior dapat mensekresikan hormon. Hasil buangan yang dikeluarkan oleh ginjal antara lain urea, asam urikat dan trimetiman okida (Raharjo, 2007). Perkembangan embriotik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber, yaitu chondrocranium (neurocranium), dermocranium, splanchocranium. 1. Chondrocranium adalah pembungkus otak yang awalnya berasal dari tulang rawan. 2. Dermocranium adalah tengkorak yang berasal dari rangka sisik yang berfungsi pada kulit atau dermis atau corium kulit. 3. Splanchocranium yaitu tulang yang berasal dari rangka visceral (tulang yang menyokong lengkung insang) (Utoma, 2004). Morfologi ikan bawal putih yaitu badan berbentuk compressed, posisi mulut inferior, bentuk sirip ekor bercagak, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Bawal putih berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung, matanya terletak di baagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun disudut ujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas. Bawal putih disebut juga bawal cermin karena dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna perak. Garisan deria pada badannya bermula dari insang hingga mencecah zona ekor. Manakala sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk V atau lengkungan boomerang. Warna badan bawal putih diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Setengah bagian badannya diliputi bintik hitam halus, membuka dengan luas (Adzry, 2013). Tubuh ikan bawal berbentuk sangat gepeng dan ramping (compressiform) dengan ekor bercagak (forked). Tubuh berwarna putih keperakan di bagian lateral dan ventral serta abu-abu kehijauan pada bagian dorsal. Mulut sub terminal dan bisa dikatup sembulkan, dengan dilengkapi gigi beludru halus (feliform teeth). Permukaan tubuh ditututpi sisik kecil bertipe sisir (ctenoid), dan mempunyai gurat sisi (lateral fin) melengkung mengikuti profil punggung . Ikan bawal tidak memiliki sirip perut, tetapi memiliki sirip anal yang memanjang sampai pada bagian caudal peduncle (pangkal ekor) (Sulistiono,2013). III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Ichtyologi ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 28 Maret 2014 pada pukul 14.00 – 16.00 Wita. Bertempat di Laboratorium Ichtyologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada table 1 dan 2sebagai berikut: Tabel 1. Alat Yang Digunakan Dalam Praktikum No. Alat Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pisau cutter Jarum pentul Tissue gulung Styrofom Alat tulis Pinset Penggaris Buku saanin Jas lab Untuk memotong ikan Untuk menopang ikan Untuk kebersihan Untuk menaruh ikan Untuk menulis hasil Untuk membantu mengidentifikasi ikan Untuk mengukur ikan Panduan klasifikasi ikan Syarat masuk lab Tabel 2. Bahan Yang Digunakan Dalam Praktikum No. Bahan Kegunaan 1. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) Untuk bahan percobaan C. Prosedur Kerja 1. Pengamatan Ciri Morfologi (Anatomi Luar) Kualitatif Tubuh Ikan Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah: 1. Menyiapkan ikan untuk di amati, menyiapkan wadah penempatan ikan, jarum pentul, dan peralatan lainnya. 2. Mengambil ikan dan meletakkannya pada wadah penempatan ikan. 3. Menggambar ikan secara utuh serta ukurannya. 4. Memberi keterangan bagian-bagian tubuh ikan di atas kertas gambar. 5. Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus (terlampir). 2. Pengamatan Ciri Morfologi (Anatomi Luar) Kuantitatif Tubuh Ikan 1. Menyiapkan ikan untuk di amati, menyiapkan wadah penempatan ikan, jarum pentul, dan peralatan lainnya. 2. Mengambil ikan dan meletakkannya pada wadah penempatan ikan. 3. Menggambar ikan secara utuh serta ukurannya. 4. Memberi keterangan bagian-bagian tubuh ikan di atas kertas gambar. 5. Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus (terlampir). 3. Identifikasi / Determinasi Ikan dan Penggunaan Kunci Identifikasi Ikan 1. Menyiapkan buku saanin. 2. Membaca informasi dan kunci identifikasi. 3. Membaca atau mengamati data ciri morfologi. 4. Membandingkan dengan kunci. 5. Memilih dan menetapkan nomor pilihan 6. Menetapkan pilihan utama ikan pilihan 4. Klasifikasi dan Penyebutan Nama Ikan 1. Menyiapkan buku saanin. 2. Membaca informasi dan kunci identifikasi. 3. Memilih dan menetapkan nomor pilihan disertai dengan pencatatan nama-nama sesuai dengan tingkatan klasifikasi. 4. Menetapkan pilihan sesuai dengan urutan klasifikasi ikan bersangkutan. 5. Membuat urutan klasifikasi dari kelas sampai jenis dari contoh ikan bersangkutan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengamatan Sifat Morfologi Kualitatif Tubuh Ikan A. Hasil Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : Gambar 1. Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) secara Utuh. Keterangan : 1. Mulut 2. Hidung 3. Mata 4. Sirip dada 5. Sirip perut 6. Sirip dubur 7. Anus 8. Sirip ekor 9. Sirip punggung Gambar 2. Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) beserta Ukurannya. Keterangan : 1. Panjang badan total : 17,2 cm 2. Tinggi badan : 8,4 cm 3. Lebar badan : 2,1 cm 4. Panjang kepala : 3 cm 5. Panjang ekor : 1,8 cm Gambar 3.Kepala Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) dan Bagian-Bagiannya. Keterangan : 1. Mulut 2. Operculum 3. Mata 4. Lubang Hidung Gambar 4.Kepala Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) beserta Ukurannya. Gambar 5. Sirip Punggung Ikan bawal putih (Pampus chinensis) Keterangan : 1. Jari-jari keras 2. Jari-jari lemah Gambar 6. Sirip Dada Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) Keterangan : 1. Jari-jari keras 2. Jari-jari lemah Gambar 7. Sirip Perut Ikan Bawal Putih (Pangelasan saintifik) Keterangan : 1. Jari-jari keras 2. Jari-jari lemah Gambar 8. Sirip Ekor Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) Keterangan : 1. Jari-jari keras 2. Jari-jari lemah Gambar 9. Insang Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) Keterangan : 1. Filamen insang 2. Tulang insang 3. Tapis insang Tabel 1. Ciri morfologi kualitatif ikan bawal putih (Pampus chinensis) No No. Bagian Tubuh Keterangan 1. Bentuk / bangun tubuh Pipih tegak (compressed) 2. Warna ikan Belakang hitam, perut putih 3. Rangka ikan terdiri atas Tulang keras 4. Bangun kepala Simetris 5. Letak mata Pada sisi atas kepala 6 Bernapas dengan Insang 7. Celah insang Pada sisi kiri kanan kepala 8. Alat labirin Tidak ada 9. Sirip perut Ada 10. Sirip punggung Ada 11. Alat penempel, pelekat, dan pengisap Tidak ada 12. Kulit badan Tidak bersisik 13. Linea literalis Tidak ada 14. Sirip punggung (dorsal) Berjari-jari keras dan lemah 17. Sirip dada (Pektoral) Berjari-jari keras dan lemah 18. Sirip perut (ventral) Berjari-jari keras dan lemah 19. Sirip anal Berjari-jari keras dan lemah 20. Bentuk ekor Berpinggiran tegak 21. Rusuk / jari-jari sirip ekor Bejari-jari 22. Sisik Tidak ada 23. Sungut Tidak ada 24. Habitat ikan Air laut 25. Rangka badan Tulang keras 26. Bentuk mulut Sub terminal B. Pembahasan Pada praktikum ini praktikan mengamati ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan yang secara langsung ditampilkan dalam bentuk angka. Ikan adalah hewan air atau aqualitik, suhu badan tetap dan tidak berubah-rubah tergantung dari suatu keadaan suhu luar. Hewan yang mempunyai suhu badan yang demikian disebut hewan berdarah atau poikiloterm. Ikan juga disebut hewan peredaran darah tunggal dan pada peredaran ini beredar hanya satu kali untuk melalui jantung. Dalam percobaan ini praktikan hanya mengamati satu jenis ikan yaitu : bawal putih (Pampus chinensis). Ikan bawal putih (Pampus chinensis) memilki tubuh yang sangat pipih lateral (punggung bongkok), moncong sangat pendek, sirip dada tidak runcing sperti Bawal Hitam dan tidak mempunyai sirip perut. Sirip ekor bercagak (forked) dalam, bagian bawah lebih panjang. Warna badan bagian atas abu-abu, bagian bawah putih keperakan. Terdapat bintik-bintik hitam (sangat kecil) pada hampir seluruh tubuh. Sirip punggung ujungnya gelap. Jenis yang ditemukan di Indonesia terdiri dari dua spesies, yaitu: Pampus argenteus dan pampus chinensis. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) adalah ikan laut yang termasuk famili Siginidae. Ikan bawal putih dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti: Bawal Tambak, Kilat, Dawah, Lawang, Manriwasa kebo, Dueh, Putih, Duweh Bujang, Bawal Cermin. Bawal putih ditemukan di perairan dangkal laguna di Indo-Pasifik dan timur Mediterania. Ikan ini dalam bahasa Inggris disebut Silver pompret, hal ini karena pemakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) yang rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Bawal putih merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut. Secara fisik ikan bawal putih memiliki warna hitam berbintik-bintik pada punggung dan warna coklat terang pada bagian perut. Ikan bawal putih memiliki sirip punggung, sirip dubur, dan sirip perut yang terdiri dari sirip keras dan lemah dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung umur dan jenis kelamin. Ikan bawal putih juga memiliki sirip dada dan sirip ekor yang terdiri dari sirip lemah. Di perairan Batam sendiri kita bisa menemukan berbagai macam jenis ikan ini. Kalau dari jenis ikan bawal putih (Pampus chinensis) sebenarnya mencapai dari 20 spesies. Beberapa jenis ikan Bawal putih yang bisa ditemui di perairan Batam. Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan Ada bagian utama tubuh ikan, yaitu : kepala, badan, ekor. Pada ketiga bagian tersebut ada yang di tutupi sisik ada yang tidak, dan ada pula ikan yang tidak mempunyai sisik. Bagian kepala dimulai dari bagian depan ujung mulut hingga tutup insang. Bagian badan dimulai dari ujung tutup insang sampai pangkal ujung sirip belakang. Bagian ekor dimulai dari pangkal ujung sirip belakang sampai dengan ujung ekornya. Adapun ciri kualitatif pada ikan adalah ciri yang berkaitan dengan bagian tubuh ikan misalnya bentuk/bangun tubuh ikan, letak mata, bangun kepala, dan sebagainya. Ikan bawal putih adalah salah satu jenis komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat harganya yang cukup mahal. Saat ini sudah banyak masyarakat yang membudidayakannya dengan menggunakan benih dari alam. Sejak tahun 1988 ikan bawal putih sudah dapat dibenihkan dengan berbagai upaya baik secara alami maupun penggunaan hormon dan stripping. Ikan bawal putih merupakan salah satu jenis ikan laut yang banyak diminati oleh konsumen karena rasa dagingnya lezat. Ikan bawal termasuk pemakan plankton kasar (invertebrata). Hidup diperairan yang dasarnya berlumpur sampai kedalaman 100m, sering masuk air payau dan membentuk gerombolan besar. Sirip-siripnya sedikit gelap. Umumnya panjang ikan bawal yang tertangkap adalah 15-20 cm dan panjangnya bisa mencapai 29 cm. Ikan bawal putih merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Ikan ini berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Ciri-ciri bawal putih berbentuk sikloid, sangat kecil, gampang dikelupas dan sisik-sisik ini meluas sampai dasar semua sirip. Sirip punggung tidak sama panjang, asalnya didepan pertengahan badan, tetapi menjadi sirip pektoral, didahului oleh 5-10 duri pendek yang menyerupai pisau, berjarijari lemah 38-43. Sirip dubur tidak sama panjang. Sirip ekor berjagak kuat dengan lembaran bawah lebih panjang. Ikan bawal putih merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Ikan ini berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. 2. Pengamatan sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan A. Hasil Adapun hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah : Tabel 2. Ciri morfologi kuantitatif ikan bawal putih (Pampus chinensis) 1. Panjang badan total 17,5 cm 2. Tinggi badan 8,4 cm 3. Lebar badan 2,1 cm 4. Panjang kepala 3 cm 5. Panjang ekor 1,8 cm 6. Jarak antara kepala dengan sirip punggung (dorsal) 0,7 cm 7. Jarak antara sirip punggung (dorsal) dengan sirip ekor 1,6 cm 8. Jarak antara sirip dada dengan sirip anal 3,5 cm 9. Jarak antara sirip dubur dengan sirip ekor 1 cm 10. Jumlah tutup insang 2 keping 11. Jumlah lapis insang 2 helai 12. Jumlah sirip punggung (dorsal) pertama keras 17 helai 13. Jumlah sirip punggung (dorsal) pertama lemah 7 helai 14. Jumlah sirip badan (pectoral) keras 15 helai 15. Jumlah sirip badan (pectoral) lemah 11 helai 16. Jumlah sirip dada (ventral) keras 18 helai 17. Jumlsh sirip dada (ventral) lemah 13 helai 18. Jumlah sirip ekor (caudal) keras 18 helai 19. Jumlah sirip ekor (caudal) lemah 13 helai 20. Jumlah gigi atas 6 buah 21. Jumlah gigi bawah 0 buah 2. Pembahasan Disamping secara kualitatif, sifat atau ciri morfologi tubuh ikan dapat pula ditampilkan secara kuantitatif, yang selanjutnya dapat disebut sebagai studi morfometrika ikan. Komponen yang diamati kurang lebih dengan morfologi kualitatif, hanya hasil yang di tunjukkan langsung berupa nilai berbentuk angka. Karena pada studi morfologi terdahulu yang hasil akhirnya juga dapat ditampilkan dengan angka, maka kedua sifat tersebut dapat disatukan dalam morfometrika. Ciri-ciri morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan, pada praktikum ini yang berhasil praktikan amati adalah panjang total, panjang standar, panjang kepala, tinggi badan, lebar badan, panjang ekor, jumlah operculum, jumlah lapis insang, jumlah sirip punggung keras dan lemah, jumlah sirip-sirip yang lain yang keras dan lemah serta jumlah gigi atas dan gigi bawah. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) memiliki panjang badan total 17,5 cm, tinggi badan 8,4 cm, lebar badan 2,1 cm, panjang kepala 3 cm, panjang ekor 1,8 cm, jarak antara sirip punggung (dorsal) 0,7 cm, jarak antara sirip dada dengan sirip anal adalah 3,5 cm, dan jarak antara sirip dubur dengan sirip ekor adalah 1 cm. Sedangkan jumlah tutup insang 2 keping dan jumlah lapis insang adalah 2 helai. Sirip punggung yang berjari-jari keras ada 17 helai dan yang berjari-jari lemah ada 7 helai. Sirip badan (pectoral) yang berjari-jari keras ada 15 helai dan yang berjari-jari lemah ada 11 helai. Sirip dada (ventral) yang berjari-jari keras ada 15 helai dan yang berjari-jari lemah ada 13 helai. Jumlah sirip ekor (caudal) yang berjari-jari keras ada 18 helai dan yang berjari-jari lemah ada 13 helai. Ikan bawal putih memiliki gigi ata sebanyak 6 buah. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) terdiri dari dari satu genus, yaitu Siganus. Tubuhnya pipih panjang. Mulut kecil posisinya sub terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Punggungnya dilengkapi dengan sebuah duri yang tajam mengarah ke depan. Posisi duri di bagian depan dari sirip punggung. Biasanya duri ini tertanam di bawah kulit. Duri-duri dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya. Tubuhnya berwarna keperakan di bagian punggung. Sementara itu, bagian perut dan dada berwarna putih, tergantung dari jenis bawal putih. Spesies bawal putih (Pampus chinensis) mempunyai ukuran mutlak yang berbeda dan perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin serta lingkungan hidupnya. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) termasuk ikan pemakan rumput (herbivora), ikan ini memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Ikan bawal putih biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan asin yang tahan lebih tahan lama. Ikan bawal putih (Pampus chinensis)mempunyai kepala yang simetris, gurat sisi berjalan sebelah atas dari pada sirip dada. Sirip punggung ada satu yang berjari-jari keras dan lemah, jari-jari keras, jari-jari sirip dibelakang atau sirip dubur merupakan jari-jari keras dan lemah, sedangkan sirip perut hanya terdiri dari sirip keras. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) memiliki mata yang bersebelahan, bibir keras, hidung terletak di atas mulut, linea lateralis terletak diatas sirip dada, sedangkan posisi sirip perut agak kebelakang dari sirip dada. Warna khas tubuhnya adalah pada bagian punggung berwarna hitam berbintik-bintik dan pada bagian perut berwarna lebih terang. Letak mata ikan bawal putih berada pada sisi atas kepala, ikan ini tidak memiliki labirin, tidak memiliki alat penempel, pelekat, dan penghisap serta tidak memiliki sungut. Ikan ini memiliki sirip perut, sirip punggung, dan tidak memiliki linea lateralis. Sirip punggung berjari-jari keras dan lemah, sirip dada berjari-jari keras dan lemah, sirip perut juga terdiri dari jari-jari keras dan lemah, serta sirip dubur yang terdiri dari jari-jari keras dan lemah. Bentuk ekornya berpinggiran tegak. Posisi mulutnya sub terminal. Bentuk mulutnya tidak dapat disembulkan, bentuk sirip ekor berlekuk tunggal, posisi sirip V terhadap P adalah torasik, artinya sirip perut berada dibawah sirip dada. Tipe sirip D adalah tunggal, pada tubuh ikan baronang terdapat sirip V, operkulum, preoperkulum. Ikan bawal putih juga mempunyai ciri khusus yaitu pada ikan ini terdapat kil (keel). Kil (keel) adalah bagian kulit yang terdapat pada bagian pangkal ekor yang menonjol, biasanya berbentuk segitiga. Sirip-sirip pada Ikan bawal putih (Pampus chinensis) berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak berpasangan, sedangkan sirip dada dan sirip perut berpasangan. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, yang terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitif, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) memiliki organ beracun yang terletak dibagian sirip punggung, perut dan anal. Pada Ikan bawal putih (Pampus chinensis) juga terdapat organ beracun yang terletak dibagian sirip punggung , perut dan anal. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit . Komoditi bawal putih mempunyai nilai yang menguntungkan sebagai berikut: 1. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) merupakan makanan yang enak dan gurih dan disukai banyak orang sehingga pemasaran ikan ini cukup baik. 2. Ikan ini umumnya “primary herbivor” yaitu pemakan plankton nabati tumbuhan dan juga memakan makanan buatan. 3. Selama musim-musim tertentu benih beronang dapat diperoleh dalam jumlah banyak. 4. Ikan bawal putih (Pampus chinensis)mempunyai toleransi besar terhadap salinitas dan suhu. 5. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat. 6. Ikan ini sudah dapat dipijahkan di dalam laboratorium sehingga prospek pembenihan dari hatchery cukup baik. 7. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) mempunyai harga pasar yang cukup tinggi baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, terutama yang ada telurnya selama tahun baru cina. 8. Teknologi pembesaran ikan bawal putih sudah dikuasai. 3. Identifikasi dan penggunaan kunci identifikasi ikan A. Hasil Penamaan dan pengklasifiksian Ikan Bawal Putih (Pampus chinensis) kali ini diperoleh dari buku identifikasi karya Hasanudin Saanin yaitu : 1. Rangka terdiri atas tulang benar; bertutup insang subclassis TELEOSTEI. 3 3. Kepala simetris. 4 4. Badan tidak seperti ular. 6 6. Badan bersisik atau tidak, kadang-kadang seluruhnya atau sebagian tertutup oleh kelopak-kelopak tebal. 7 7. Garis rusuk jika ada, diatas sirip dada. 9 9. Tidak demikian. 10 10. Lebih dari dua sirip punggung keras. 12 12. Hanya satu sirip punggung atau dua sirip punggung yang bersambungan atau berdekatan. 16 16. Hanya satu atau dua sirip pungung, sirip perut tidak bersatu. 17 17. Sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras, langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah. 18 18. Sirip punggung dan sirip dubur tidak panjang ordo PERCOMORPHI. 92 92. Garis rusuk lengkap. 93 93. Bersisik sisir (ctenoid), jarang sekali bersisik lingkaran (cycloid), sisik sedang atau kecil, mulut diujung atau sedikit kebawah, biasanya runcing. 94. Tidak bersisik sisir (ctenoid) 94 Bersisik lingkaran (cycloid). 95 95. Satu sirip punggung. 96 96. Sisik sangat kecil, agak memanjang, mulut kecil dan diujung, sirip punggung berjari-jari keras 13 dan 10 jari-jari lemah; sirip dada bundar, sirip perut berjari-jari lemah 3 dan diapit muka belakang oleh jari-jari keras; sirip dubur 7 jari-jari kers dan 9 jari-jari lemah. Subordo STROMATEIDA 149 149. Subordo STROMATEIDAE Permulaan sirip dubur di bawah atau sedikit di belakang permulaan sirip dada; tutup insang tipis; ruas tulang punggung 24-26; Tulang tambahan tutup insang 5-7 Familia STROMATEIDA. 2427 FAMILIA STROMATEIDAE 2427. Bersirip perut. Tidak bersirip. Genus PAMPUS. 2431 2431. Bagian depan dari sirip punggung dan sirip dubur berlekuk dalam, sebelah belakangnya berjari-jari lemah yang sama panjang. Pampus argentus ( Euphr) Bagian depan sirp punggung dan sirip dubur berlekuk dalam; sebelah belakangnya semakin ke ujung semakin rendah Pampus chinenisis (Euphr). Indonesia : Bawal, Peda 1 3 (subclassis TELEOSTEI) 4 6 7 9 10 12 16 17 18 ( ordo PERCOMORPHI) 92 93 94 95 96 149 (subordo STROMATEIDA) 2427 (familia STROMATEIDA) 2431 (genus Pampus) (Pampus chinensis) B. Pembahasan Bahwa dalam ikan bawal putih memiliki klasifikasi adalah subclassis Teleostel, ordo Percomorpril, subordo Stromateida, familia Stromateida, genus Pampus dan spesies Pampus chinensis yang sesuai dalam buku identifikasi karya Hasanuddin Saanin. Dari buku tersebut kita dapat mengetahui ikan bawal putih dengan klasifikasinya. 4. Klasifikasi dan penyebutan nama ikan A. Hasil Klasifikasi dan penyebutan nama ikan bawal putih (Pampus chinensis): Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Famili : Stromatoidea Genus : Pampus Spesies : Pampus chinensis B. Pembahasan Ikan bawal putih (Pampus chinensis) dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain. Ikan bawal putih (Pampus chinensis) termasuk famili Stromatoidea dengan tanda-tanda khusus sebagai berikut D XIII, 10 A VII, 9, P2 I, 3, 1, tubuhnya membujur dan memipih latural, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya. Secara lengkap taksonomi ikan bawal putih adalah sebagai berikut: Kebiasaan makan ikan bawal putih (Pampus chinensis)ini sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan bawal putih (Pampus chinensis)termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan, tetapi kalau dibudidayakan ikan bawal putih mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan. Ikan ini hidup di perairan payau dan laut didaerah tropis. Salinitas terbaik untuk inkubasi telur adalah antara 10-50 ppt. Sementara itu, salinitas untuk perkembangan larva yang masih mengandung kuning telur adalah 14-37 ppt. Ikan ini dapat dibudidayakan di karamba jaring apung dan tambak. Benihnya ditempatkan pada karamba berukuran 2 m x 2 m x 2 m yang bermata jaring 12-25 mm.Pakan yang diberikan selam pemeliharaan berupa pakan buatan (pelet) dengan dosis 3-5% bobot badan. Pakan tersebut diberikan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam). Jamur yang sering menyerang ikan bawal putih (Pampus chinensis) adalah Ichthyophonus sp. Tanda adanya infeksi jamur, yaitu pada setiap ikan berbeda. Beberapa ikan terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit. Namun, ada juga yang ditandai dengan pembengkakan organ dalam, seperti limpa, hati dan ginjal disertai benjolan putih berdiameter hingga lebih dari 2 mm, kadang disertai pembengkakan perut dan bergerak tak menentu. Efek lain yang ditimbulkan adalah ikan kehilangan nafsu makan hingga menjadi kurus dan menderita anemia. Pengobatannya belum diketahui. Untuk menghindari serangan penyakit ini, sebaiknya sejauh mungkin dihindari pemberian pakan yang terkontaminasi jamur. V. PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Sifat morfologi kualitatif tubuh ikan bawal putih (Pampus chinensis) seperti: bentuk tubuh pipih panjang, warna ikan belakang hitam perut putih. 2. Mengetahui sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan baronang (Siganus canaliculatus) seperti : panjang baku, tinggi,dan lebar. 3. Klasifikasi merupakan penyusunan sistematis menurut jauh dekatnya hubungan kekerabatan atau banyak sedikitnya persamaam sifat dan ciri-ciri ikan. 4. Untuk membuat klasifikasi dari pengidentifikasian yang didapat sebelumnya. B. Saran Tingkatkan ketelitian dalam mengamati ikan agar kita dapat mendapatkan hasil yang memuaskan, karena ketelitian adalah faktor yang paling penting dalam penelitian kalau tidak hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Komentar

Postingan Populer